...setelah menempuh perjalanan darat kurang lebih dua jam dengan titik padat lalu lintas di sana-sini....akhirnya kami memasuki daerah yang beberapa tahun terakhir ini tersohor karena tragedinya:...sekian kecamatan yang lenyap di telan lumpur lapindo! :(
..hati ini miris begitu menyadari bahwa sebentar lagi kami akan melewati dan berhenti sejenak untuk menyaksikan pemandangan memilukan...
..sekitar jam lima sore, sampailah kita...(untuk bisa sampai di area lumpur ini dalam keadaan masih terang, kami sampai harus cukup puas dengan makan siang berupa camilan apa adanya di mobil, soalnya kalau harus berhenti di warung untuk makan dipastikan sampai Sidorajo sudah gelap, dan lautan lumpur akan tidak terlihat dramatis..atau terlihat mirip lapangan biasa saja...)
...untuk menaiki tanggul, setiap "peziarah" dipalak tiga ribu rupiah oleh preman setempat...hehe...hiks..
" ...titik hitam itu bu, itu adalah pucuk kubah masjid..di sekitar situlah kampung saya dulu bu..."
...genangan lumpur yang pinggirnya bertanggul..tanggulnya sudah ditumbuhi rumput menahun sebagai indikasi betapa sudah lamanya kasus ini berlangsung
..."mbah...simbah asmane sinten mbah?"....."kulo mak'e Bambang"....seorang nenek yang sepertinya adalah salah satu korban lumpur lapindo, pekerjaan sekarang adalah meminta-minta...(Bambang...dimana kamu mBaaang...)
...full team, dipotret oleh Nik the EO.
...karena area genangan lumpur lapindo sudah menjadi obyek wisata, maka tak sadar saya dan Nik the EO ya berpose sambil ketawa-ketawa...maaf ya...
...karena area genangan lumpur lapindo sudah menjadi obyek wisata, maka tak sadar saya dan Nik the EO ya berpose sambil ketawa-ketawa...maaf ya...
...berpose bersama pemuda setempat yang sekarang berprofesi menjual CD tentang tragedi lumpur, saya beli dua pasang...tapi malah belum sempat melihat sampai sekarang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar