Tampilkan postingan dengan label Susuh bandung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Susuh bandung. Tampilkan semua postingan

Jumat, 13 Maret 2009

Blimbing Pilipina

Nggak nyangka, baru ditanam beberapa bulan kok blimbing pilipina di susuh Bandung ini sudah berbuah dan sudah pula dipanen. Mungkin karena berbuahnya pas musim kemarau, maka meski ukurannya tidak begitu besar tetapi isinya padet, manis, tidak terlalu banyak air dan bebas ulet! Seger dan Yangti suka. Tos buat papi yang jadi tukang kebonnya!

Senin, 09 Maret 2009

Gratis!

Kudapan keluarga

Biasanya, begitu tiba di susuh Bandung, hal pertama yang saya lakukan adalah inspeksi sekeliling susuh. Adakah sesuatu yang baru?
Beberapa hasil jepretan kali ini adalah yang kami punya di halaman belakang susuh Bandung. Hasil menanam papi yang bener-bener bisa kami nikmati, kudapan gratis keluarga. Diantaranya:

Tomat seger ini, meski tidak begitu optimal ukuran tumbuhnya tapi sangat memadai kaluk hanya sekedar untuk membuat sambel tomat yang mak nyas! Khusus yang masih hijau, bisa untuk bumbu garang asem atau sup segar...

Kemangi papi ini daunnya sangat seger dan bebas hama...cucok buat lalap berteman sambel tomat tadi...
Belimbing Phillipines ini kami panen pertama kali wiken kemarin. Yangti kebetulan ikut ke Bandung, jadi bisa menjadi pencicip pertama. Kata Yangti belimbingnya manis abis, daging buahnya kenyal, terkesan kering segar, top markotop!!

Pare ini sebetulnya hanya satu-satunya dan kontet pula, tapi kaluk dijepret dengan sepenuh cinta...wow..eksotis to?

Jambu tabulampot kami juga tidak mau kalah, dia mulai berbuah...meski belum bisa dipanen karena masih muda...tapi pasti tak lama lagi kami akan segera menikmati legitnya jambu biji!

Nah..ini jagung andalan kita...makin montok dari hari ke hari, siap direbus atau dibakar...

Ini satu-satunya yang tumbuh di halaman belakang yang tidak bisa disantap. Jamur liar, tumbuh numpang di pot jambu...unik deh!

Rabu, 10 Desember 2008

idul adha di cijawura

Idul Adha tahun 2008 ini kami lalui di susuh Bandung (tahun lalu di Semarang...wowow.. betapa waktu cepat berlalu). Kebetulan jalan masuk komplek-lah yang dijadikan lapangan untuk melaksanakan Sholat Idhul Adha warga kompleks dan masyarakat, jadi sangat dekat dengan rumah kami, cukup jalan beberapa langkah saja, sampailah...

Tampak Papi, Mami, Yangti, Ulan, Om Arif1, Om Arif2 persiapan menuju lapangan...Allahuakbar..Allahuakbar..walillaahilhamd!

*sholat ied dengan khotbah oleh ustadz setempat...*

*Yangti, Tante, Ulin, Ulan mejeng...*
Tahun depan, akankah merayakan Idul Adha di Bandung juga? Wallahualam...
Pokoknya kita menikmati kemanapun suami ditugaskan. Apik to?


Selasa, 09 Desember 2008

panen lele!

Baru tidak nengok susuh Bandung beberapa minggu, lha kok lele piaraan papi sudah laik panen...Meskipun lelenya masih bisa lebih besar lagi, tapi karena suka lele yang ukurannya tanggung (kaluk kegedean malah ngeri, kayak ular hhii..) jadi ya udah mumpung rame, banyak tamu, kita putuskan panen raya saja.

*Papi njengking memastikan ukuran lele sudah ideal untuk dipanen*

*Kakak Ulin berani pegang lele, tidak takut di-pathil dia*


*ukuran lele remaja...masih bisa lebih besar, tapi dipanen juga siap!*


*manis, bukan?*


Kami memanen sebaskom penuh lele segar. Sebagian dibagi ke tetangga, sebagian kita masak sendiri. Untung ada Susinah dan Uwak yang menjadi seksi mbetheti dan memproses sampai mateng...sedep!

Setelah mateng, menjadi sak umbruk..tidak kalah dengan yang dipajang di etalase warteg...enyak! Tinggal bikin sambal terasi dan siapkan lalap kemangi...lele panenan sendiri memang beda rasanya...serasa gratis..Alhamdulillah..


bercanda dengan embun

Setelah berminggu-minggu selalu saja gagal untuk ke Susuh Bandung, alhamdulillah long wiken kemarin kesampaian. Dengan semangat kami berangkat. Ke Bandung kali ini kita bagi menjadi dua kloter. Anak-anak, Yangti dan papi duluan, berangkat pagi. Mami dan para embak belakangan, karena mami ini ada tugas kantor dulu, ninjau tes masuk CPNS.


*kakak Ulin, pamer gunung*
Udara sejuk Bandung sangat cucok untuk dihirup dalam-dalam terutama di pagi hari. maka, kebiasaan kami, sekelar sholat subuh kita keluar rumah, jalan-jalan mengelilingi komplek.

*Yangti dan tante bergaya di bawah payung*
Di depan rumah, terhampar taman umum dan lapangan...anak-anak bebas berlarian, sambil bercanda dengan embun. Seger banget.


*Yangti, Ulin dan tante berpose..*
Di samping kanan dan kiri, tampak gunung-gunung membiru...pemandangan yang mentakjubkan, yang tidak kami peroleh di susuh Jakarta..
*menangkap sun rise yang mulai trontong-trontong..*

*lakone, dasteran...*

Minggu, 29 Juni 2008

NgeBUR-YAM



Kami sekeluarga, bersama Yangti, Om Yoko, Tante Lis, Tante Fie, Om Yudi, Faiz, Unge dan tiga embak hari minggu yang lalu iseng nyarap bersama di Bubur Mang Oyo Bandung. Dalam rangka liburan kenaikan tentu saja.

Aku tidak tahu apa istimewanya bubur Mang oyo ini, sehingga pelanggan pada ngantri. Anyway..apapun buburnya..yang penting bagiku kebersamaannya...

Yangti di CG


Sudah dua kali yangti menengok susuh kami di Cijawura...Pokoknya kalau pas Yangti lenggah di Jakarta dan kita ada jadual ke Bandung, Yangti tidak boleh ditinggal.
Pada dasarnya Yangti suka jalan-jalan, terutama melihat suatu daerah baru, apalagi kalau daerah itu terkait dengan aktivitas putra putrinya.
Hanya, jangan diaturi banyak jalan kakinya saja..menguras tenaga. Yang Yangti suka, bermobil ke Cijawura..kemudian di sana santai-santai saja..main-main dengan Unge cucuk imut-imutnya..

Gampoeng AceH




Malam minggu yang lalu, kami di Bandung. Tante Lis usul dinner di Gampoeng Aceh, di daerah Dago Pakar. Dago sonoan banget, naik ke gunung...
Pemilik resto adalah Pak Zul, yang teman Om Yoko. Sesuai namanya, nuansa resto Aceh banget. Mulai dari menunya sampai ke shisha-nya.
Kami pesan mi Aceh, mi Aceh kepiting, bebek bakar, nasi goreng Aceh, teh tarik, milkshake, sup buah dan martabak Aceh. (yangti dan aku tak berani cicipin kepitingnya, kuatir alergi).

karena daerahnya yang berada di ketinggian di atas rata-rata, maka pemandangan pada malam hari syungguh indah. Lampu-lampu berkerlip di bawah sana sangat menawan..

Kelar makan tentu kami kenyang...Eh, ditawarin nyedot shisha, gimana caranya yak? Shisha adalah semacam "rokok"nya para juragan Arab. Alatnya berupa botol khas, seperti botol di cerita seribu satu malam, di dalamnya ada cairan atau apalah sebagai ramuannya, kemudian botol itu dihubungkan dengan semacam pipa. Dari ujung pipa itulah sang peng-hobi menyedot shisha, mengepulkan asapnya..seperti kalau merokok! sakau man!...
karena merokok saja ndak, maka para bapak hanya milang-miling bentuk shisha..kalau aku ya jeprat-jepret aja..ini nih seru buat bahan nge-post!