(Hongkong, 18)
Tujuan pertama setiba kami di Shenzhen adalah mengunjungi Lou Hu Commercial City, yaitu pusat perbelanjaan besar yang paling dekat dengan Hongkong sehingga otomatis menjadi tempat pertama yang dikunjungi turis. Tempatnya sebetulnya mirip-mirip mangga dua deh, demikian juga dengan barang dagangannya: tas, sepatu, baju, dan pernik-pernik. Mungkin bagi yang sudah menguasai medan akan mengetahui mana tempat yang oke untuk kulakan, mana yang menawarkan barang berkualitas dan sebagainya...tetapi bagi turis mampir seperti saya ini kesannya yaah...biasa saja...malah cenderung tidak mengerti perbedaan barang yang dijual di sini dan di Mangga dua...sehingga selalu berpikir "kalau di Mangga Dua ada, ngapain juga beli di sini?" Terus, kami punya sedikit waktu saja untuk berada di pusat perbelanjaan itu..bayangkan saja, anda dilepas di shopping mall yang besar dan hanya punya waktu satu setengah jam? Yang bener aja...:(
Dalam perjalanan sebelum kami turun di Lou Hu, A Liang memberikan tips-tips belanja sebagai berikut:
1. Hati-hati terhadap copet!
2. Sebagian besar barang bermerk yang ditawarkan adalah palsu...
3. Harus pinter menawar (wah...gimana mau pinter...gak bisa bahasa China...kalau nemu penjual bisa bahasa Inggris baru lumayan...)
4. Teliti sebelum membeli, banyak yang akan menawari anda jam tangan bermerk tetapi tentu bukan Rolex...melainkan ROLEK hehe...juga kalau ada yang menawarkan jam otomatis dengan harga miring yang dia maksud sebetulnya jam OTOMATI artinya sewaktu-waktu MATI dengan sendirinya...walaah..syungguh berbahaya mengandalkan jam begituan untuk janjian dengan seseorang...bisa kepyoh! haghaghag...
...akhirnya, karena masukan-mauskan A Liang, saat masuk ke Lou Hu itu saya pasang perasaan biasa-biasa saja, tidak emosi ingin belanja...apalagi waktunya sangat sempit dan kalau naik-turun lantai tanpa tujuan (sepertinya ada lima lantai) khawatir tersesat dan telat berkumpul kembali dengan anggota group lain.
...saya dan adik hanya berkeliaran di lantai satu dan dua saja, dan tidak sempat menemukan barang yang unik menarik dan pantas dibawa ke Indonesia. Yang ada malah saya nemu pengalaman kurang mengenakkan. Saya sempat tertarik dengan sandal santai yang lucu, bentuknya sandal jepit tetapi diberi ornamen bola-bola kecil menyerupai anggur dengan pilihan warna yang meriah-meriah. Saya pikir, lucu juga untuk oleh-oleh dua anak gadis saya. Harga awal dibuka dengan 76$HK...hmmm..bukan harga yang mahal (di toko lain yang sempat saya tanya, dia menawarkan 80$HK)...kebetulan toko yang kedua ini penjualnya lebih ramah dan meladeni tawar menawar....sehingga negosiasi berlanjut sampai pada deal saya beli dua dengan harga total 100$HK, warna biru ukuran 40 dan warna merah ukuran 37. Tetapi sayang seribu sayang, yang ukuran biru tidak ada ukuran 40 (padahal tadi dia bulang punya segala ukuran), tetapi saya tidak mau berubah warna juga karena anak saya suka warna biru. Akhirnya karena tidak ketemu kesepakatan saya berniat beranjak pergi.....(kisah bersambung setelah foto berikut)
...begitu tahu saya akan pergi, sang penjual mencegah dan berjanji mencarikan sandal biru ukuran 40 di tokonya yang lain (idiih...dari tadi nape?)...akhirnya sayapun setuju menunggu dengan janji tidak makan waktu lama....
..akhirnya setelah menunggu cukup lama, dia menyorongkan ke saya sandal biru dengan ukuran 40 sesuai stiker nomor yang ditempelkan. Sebetulnya dalam membeli sandal, saya membeli ukuran kasat matanya, bukan berpatokan pada ukuran yang menempel padanya...saya amati...kok ukuran 40 kecil juga ya?...kok kayaknya nggak beda dengan yang saya pegang tadi yang ukurannya 39?....saya bolak-balik..kemudian saya iseng ingin melepas stiker yang menempel karena ingin memastikan bahwa nomor yang ada di stiker sama dengan nomor yang tercetak di sandal...Tahu apa yang akan saya lakukan, si penjual langsung merebut dan mengalihkan perhatian dengan mencobakan sandal itu di kakinya..."nih..besar khan?"...waah..nggak beres ini...saya bersikukuh untuk melihat ukuran asli dan dia tidak berani memberikan sandal itu pada saya...tahulah saya! bahwa sandal yang katanya ukuran 40 itu sebetulnya ukuran 39 tadi dan dia coba kelabui saya dengan menutupi ukuran sebenarnya stiker angka 40! ora beresss!!
...setelah tragedi sandal jepit itu, saya jadi kehilangan selera belanja...nggak deh belanja-belanja di sini...saya malah merindukan Mangga Dua...tempatnya dekat, tawar menawar dalam bahasa ibu dan setelah capai belanja...bisa jajan Tom Yam pujaan...ooh...
...waktu sudah menunjukkan pukul 13.30...waktunya kumpul di depan gerbang...(tetapi adaa sajaa anggota group yang tidak menepati waktu perjanjian, yang lain sudah rapi menunggu di bus, yang dua orang masih entah di mana, harus ditelpun berkali-kali, dijemput oleh guide..padahal waktu di Shenzhen ini sangat terbatas...ggrrr...)...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar