Sebagai
mudikers, menjalani arus balik adalah kesenduan tersendiri. Arus balik berarti selesainya kehebohan dan
kegayengan berlebaran bersama orangtua tercinta. Mulai bubarnya kerumunan
sanak kadang untuk kembali ke pos masing-masing. Usainya acara piknik: menikmati aneka kuliner khas, berkunjung ke pasar dan memborong barang-barang khas, nyantai di rumah Yangti tanpa harus memikirkan pekerjaan kantor (anak-anak bebas dari mengerjakan PR...). Atus balik...berarti balik ke dunia rutinitas...bangun pagi, ngantor, tidur, bangun lagi, ngantor lagi....aaarrrgghhh...
Maka, detik-detik arus balik, sebelum benar-benar sampai pada pos, susuh terakhir, perlu dinikmati dengan secermat-cermatnya. Yang kulakukan pada saat bergabung dengan kemacetan jalanan arus balik adalah meng-klik! aneka hal unik di pinggir arus balik.
Jualan aneka bentuk kerajinan bambu, terpajang lucu, dipinggiran Ungaran. Cething itu bisa buat tempat nasi. Sedangkan tampah bisa untuk menjemur brambang..
Deretan waluh, menggoda di pinggiran Boyolali. Seringnya aku beli dua buah yang gedhe banget...untuk jadi pajangan di ruang tamu. Dia tahan beberapa bulan lho kalau dibiarkan utuh. Hanya setelah waktunya disembelih....wah..bingung deh cara menghabiskan..
harus segera dibagi-bagi ke tetangga, kalau tidak..keburu busuk nanti!
Aneka wajan dari yang mungil sampai yang raksasa, pating grandhul di pinggiran jalan di Ungaran juga...
6 komentar:
salam singgah dan ukhwah..
@M. Azli Zhukri: tq sudah mampir, sebentar lagi saya dolan juga...
saya link blog saudari..
@M. Azli Zhukri: terimakasih, pak..web log Bapak juga saya link di DuoKribo:
http://duo2kribo.blogspot.com
SALAM UKHWAH...SALAM EID...SAYA LINK BLOG SAUDARI.
@Azli Shukri @ Raja Marzuqi: terimakasih, selamat Iedul Fitri jua. Blog Bapak=bapak saya link juga..
Posting Komentar