Pasar Njondhil!
Beberapa meter dari susuh kami di Bandung, setiap hari Minggu muncul pasar kaget yang kami beri julukan "Pasar Njondhil", karena njondhil dalam bahasa jawa adalah ekspresi untuk kegiatan kaget. Halah.
Pagi tadi, saya dan anak-anak iseng ke sana...bukan niat untuk beli sesuatu karena memang sedang tidak ingin sesuatu...
Saya hanya pingin merekam melalui gambar, betapa pasar dengan dagangan sederhana, harga murah dan dirubung masyarakat kelas tertentu ini sebenarnya mengandung gairah hidup yang warna-warni...ibarat kata ceria dalam kesederhanaannya..
Ini buktinya...
Balon aneka warna, dijamin anak kecil yang ikut ke pasar ini pasti segera menuding-nudingnya, minta dibeliin...
Minggu, 31 Mei 2009
Minggu, 24 Mei 2009
Ulin ujian Puspawresti...
Kalau si adik Ulan ujian tari Manukrawa, maka si kakak Ulin ujian tari Puspawresti. Tari Puspawresti ini termasuk tari yang biasa ditarikan oleh penari remaja dan dewasa. Biasanya pula tari ini disajikan pada perhelatan pernikahan yang menggunakan adat Bali. Rasanya baru beberapa waktu yang lalu, Ulin menjadi perangkat pendamping pengantin yang tugasnya hanya berdandan dan mesam-mesem menemani pasangan pengantin berjalan menuju pelaminan...kemudian kakak-kakak sanggarnya menarikan tari Puspawresti ini. Lha kok sekarang Ulin justru sudah mendapat giliran manarikan dan ujian Puspawresti...betapa waktu begitu cepat terbang berlalu...
Berpose bersama juru rias, sebelum manggung.
Berpose bersama juru rias, sebelum manggung.
Ulan ujian Manukrawa
Siang tadi, bertempat di Pulogadung Trade Center, Ulan bersama teman-temannya ujian tari Bali yang berjudul "Manukrawa". Di depan tiga juri yang menilai, Ulan cukup percaya diri berlenggak lenggok sesua gerakan manuk yang lincah...sepertinya sih lulus!
Finishing touch by the make up artist..
Bergaya dulu dengan papi...
Finishing touch by the make up artist..
Bergaya dulu dengan papi...
ke 70 tahun
Kamis, 21 Mei 2009
Anak Kreatif, Anak Indonesia...
Hari Jum'at yang lalu, Ulin dan Ulan bersama teman-temannya dari Sanggar Tari Bali Thirtasari mengikuti kuiz anak-anak "Anak Kreatif, Anak Indonesia"...wah rame dan senang sekali mereka. Kakak Ulin menjadi juru bicara kelompoknya, dan alhamdulillah kelompok mereka juara pertama. Selamat! Alhamdulillah!
17th anniversary
Rabu, 20 Mei 2009
Cicit...
Sabtu, 16 Mei 2009
Rakernis
Kelar cuti langsung dihadang tugas kantor yang bajibun aarrgghh banget deh! Salah satunya langsung rakernis, di luar kota, dua hari..
Sebagai pelipur lara hati yang sebetulnya masih pingin berlama-lama cuti, di area rakernis kitorang lakukan hobi seperti biasa...hunting gambar, hasilnya ini dia..
Lokasi rakernis di waktu malam....
Sebagai pelipur lara hati yang sebetulnya masih pingin berlama-lama cuti, di area rakernis kitorang lakukan hobi seperti biasa...hunting gambar, hasilnya ini dia..
Lokasi rakernis di waktu malam....
Rabu, 13 Mei 2009
Special Thanks to...
(umroh, step 39)
Duhai Rob,
terimakasih tiada terhingga...
atas segala karunia yang telah Dikau limpahkan kepada kami...
atas kesehatan...
atas rizki...
atas kesempatan...
atas cinta...
atas segala hal yang membuat kami mengalami semua ini...
ingatkan kami tuk tak lupa bersujud syukur...
ingatkan kami tuk tak lupa diri...
ingatkan kami..
ingatkan kami...
Duhai Rob,
terimakasih tiada terhingga...
atas segala karunia yang telah Dikau limpahkan kepada kami...
atas kesehatan...
atas rizki...
atas kesempatan...
atas cinta...
atas segala hal yang membuat kami mengalami semua ini...
ingatkan kami tuk tak lupa bersujud syukur...
ingatkan kami tuk tak lupa diri...
ingatkan kami..
ingatkan kami...
Khatam!
(umroh, step 38)
Dengan kemampuan ngaji yang ala kadarnya ini, maka tekad untuk khatam selama umroh memang agak terlalu berani...tetapi...
Hitung punya hitung, kalau hanya ada enam atau tujuh hari efektif untuk bisa mengaji, maka per hari harus setidaknya kelar lima juz....(weleh-weleh)...harus diakalin nih (horok?!)...
Kiat pertama, curi start mulai ngaji saat di awang-awang perjalanan dari Jakarta ke Madinah...
Biarlah yang lain pada angler, kita dengan tekun buka Al-Qur'an...sesekali orang yang lewat melirik heran...entah membatin apa..cuek aja! kita ada target bung! kata kita dalam hati... Di langit itu, terbaca empat juz...lumayan....
Di Madinah, di Makkah dan di Jeddah jadwal ngaji harus diperketat lagi, banyak-banyak ngaji saat di masjid, saat menanti adzan, saat menanti diantara dua sholat...karena tidak mungkin ngaji saat di hotel (kondisi badan pasti sudah letih, dan bantalnya itu...oh begitu menggoda...zzz...zzz...), tak mungkin ngaji saat perjalanan ziarah atau tour..karena bersaing dengan pemandangan indah dan pemotretan (halah!)...
Ternyata ngaji hanya di masjid cukup berbahaya untuk pencapaian target khatam, maksudnya waktunya tak bakalan cukup...akhirnya terpaksa ngaji di tempat yang agak aneh-aneh...di lobby saat nunggu teman serombongan yang belum juga ngumpul untuk melakukan suatu kegiatan bersama..., di bus yang dipastikan pemandangannya hanya gurun dan gurun dan sudah difoto...
Hari terakhir masih dua juz tersisa, aduh piye iki...dilema antara ngaji dengan belanja...(hush!)
Ah, masih ada waktu saat perjalanan terbang pulang...
Sempat di pesawat ngaji sebentar, tapi karena tenaga yang tersisa sudah tinggal tipis, ternyata hanya kelar satu juz....Sampai di Bandara Jakarta masih tetap tersisa satu juz! Alamak!
Dengan semangat membara, kekuatan pikiran bahwa akan mampu mencapai target, maka...di taksi dalam perjalanan pulang...juz tiga puluh lembar demi lembar terbaca...tepat di jalan tol Rawamangun hanya beberapa meter lagi untuk sampai rumah, ayat terakhir selesai terbaca! Khatam! Khatam! Hausnyaaa....
Sungguh luar biasa menegangkan...sungguh luar biasa lega, sungguh luar biasa syukur!!
Alhamdulillah! Yiiihaaa!!
Dengan kemampuan ngaji yang ala kadarnya ini, maka tekad untuk khatam selama umroh memang agak terlalu berani...tetapi...
Hitung punya hitung, kalau hanya ada enam atau tujuh hari efektif untuk bisa mengaji, maka per hari harus setidaknya kelar lima juz....(weleh-weleh)...harus diakalin nih (horok?!)...
Kiat pertama, curi start mulai ngaji saat di awang-awang perjalanan dari Jakarta ke Madinah...
Biarlah yang lain pada angler, kita dengan tekun buka Al-Qur'an...sesekali orang yang lewat melirik heran...entah membatin apa..cuek aja! kita ada target bung! kata kita dalam hati... Di langit itu, terbaca empat juz...lumayan....
Di Madinah, di Makkah dan di Jeddah jadwal ngaji harus diperketat lagi, banyak-banyak ngaji saat di masjid, saat menanti adzan, saat menanti diantara dua sholat...karena tidak mungkin ngaji saat di hotel (kondisi badan pasti sudah letih, dan bantalnya itu...oh begitu menggoda...zzz...zzz...), tak mungkin ngaji saat perjalanan ziarah atau tour..karena bersaing dengan pemandangan indah dan pemotretan (halah!)...
Ternyata ngaji hanya di masjid cukup berbahaya untuk pencapaian target khatam, maksudnya waktunya tak bakalan cukup...akhirnya terpaksa ngaji di tempat yang agak aneh-aneh...di lobby saat nunggu teman serombongan yang belum juga ngumpul untuk melakukan suatu kegiatan bersama..., di bus yang dipastikan pemandangannya hanya gurun dan gurun dan sudah difoto...
Hari terakhir masih dua juz tersisa, aduh piye iki...dilema antara ngaji dengan belanja...(hush!)
Ah, masih ada waktu saat perjalanan terbang pulang...
Sempat di pesawat ngaji sebentar, tapi karena tenaga yang tersisa sudah tinggal tipis, ternyata hanya kelar satu juz....Sampai di Bandara Jakarta masih tetap tersisa satu juz! Alamak!
Dengan semangat membara, kekuatan pikiran bahwa akan mampu mencapai target, maka...di taksi dalam perjalanan pulang...juz tiga puluh lembar demi lembar terbaca...tepat di jalan tol Rawamangun hanya beberapa meter lagi untuk sampai rumah, ayat terakhir selesai terbaca! Khatam! Khatam! Hausnyaaa....
Sungguh luar biasa menegangkan...sungguh luar biasa lega, sungguh luar biasa syukur!!
Alhamdulillah! Yiiihaaa!!
Flyin' Back Home
Langganan:
Postingan (Atom)